DON’T KILL THE OCEAN – Educate People in Nipah Panjang (Jambi)

Collection photos of people what show a model of how do people kill the ocean from the mouth of river
Collection photos of people what show a model of how do people kill the ocean from the mouth of river

Setelah perjalanan saya ke Miospun, Saonekmonde, Saleo dan Napriboi (Raja Ampat – Papua) dan melihat sampah meski pulau-pulau itu kosong, saya jadi punya 1 teori. Tentu aja gak mungkin ada yang buang sampah di pulau-pulau itu, kalaupun ada pasti gak akan mengakibatkan sampah-sampah sebanyak yang saya lihat saat itu. Jadi saya berkesimpulan kalau itu adalah sampah kiriman dari lokasi lain. Lokasi dimana terdapat banyak manusia yang buang sampah sembarangan – atau malah lebih parah, buang sampah ke sungai atau laut. Sampah membunuh fitoplankton hingga jumlahnya merosot, kemerosotan ini berdampak langsung ke supply makanan ikan-ikan lain termasuk hiu, predator teratas dari rantai makanan. Selain supply makanan, kemerosotan fitoplankton mengakibatkan bumi sakit, penyakit itu bernama “global warming” alias pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya jumlah bencana. Bencana bertambah, supply makanan berkurang, ekosistem terganggu, pada akhirnya, gak menutup kemungkinan manusia juga ikutan punah. Ini semua bukannya gak mungkin terjadi, kalau kita gak berhenti buang sampah sembarangan. Tapi sayangnya, gak semua orang sadar hal ini, terutama orang-orang di Indonesia, jujur aja.

Teori ini memotivasi saya lakukan beberapa observasi. Yang terakhir saya lakukan adalah perjalanan ke Nipah Panjang – Pulau Berhala (Jambi). Perjalanan ini saya lakukan dari tanggal 11 sampai 13 November 2012.

Di Nipah Panjang, saya tinggal dan hidup 2 hari sebagai orang lokal. Saya tinggal di kecamatan Parit Bengkok, di rumah Bu Emmy, orang yang saya baru kenal dalam perjalanan dari Jambi ke Nipah Panjang. Mayoritas perumahan di desa ini berbentuk rumah panggung. Mereka tinggal di atas sungai. Pee,poo,bath di tempat yang sama dengan tempat kita mengambil air yang menurut mereka bersih – Sungai Batanghari. Dan minum air hujan yang diendapkan semalam kemudian direbus.

Pee,poo,bath di tempat yang sama dengan tempat mendapat mengambil air, kalimat ini sudah menyiratkan sanitasi yang buruk.Sengaja saya jalani untuk mendalami perasaan mereka.

Kaget saya sewaktu mendengar jawaban saat saya bertanya dimana  harus buang sampah. Mereka  (anak Bu emmy (Yuni) dan temannya Rita) bilang, “buang sembarang tante, nanti air sungai bawa lari kok”. Membayangkan limbah manusia itu jatuh ke sungai dan digiring ke laut, hampir menarik air mata saya keluar. Tapi masalahnya mereka gak tahu kalau apa yang mereka lakukan itu salah, yang mereka tahu ya… sungai bisa jadi tempat sampah mereka, mereka gak paham dengan dampaknya.

Setelah dengar jawaban Rita, saya minta tolong ambilkan kantong plastik yang sengaja saya siapkan di tas ransel saya, in case saya gak bisa nemuin tempat sampah. Sambil menaruh sampah di plastik itu, saya mulai bercerita. Ada 7 anak yang dengarkan cerita saya saat itu. Saya cerita dongeng yang saya buat, “perjalanan kantong plastik”. Kemudian saya minta mereka untuk ajak saya ke tempat yang mereka sering sebut Camp.

Camp adalah dermaga kecil di Parit Bengkok, langsung mengarah ke delta yang menghubungkan Sungai Batanghari dengan Selat Berhala. Senang sekali mendengar komentar Leman saat melihat kantong plastik terapung lewat. “Lihat tuu.. pembunuh ikan”. Kemudian semua tertawa.. Bahagia rasanya untuk tahu kalau pembelajaran ini berkesaan di pikiran mereka. Mereka juga janji untuk ajak orang sekitar mereka untuk berbuat yang sama. Tapi susah juga sih, karena memang gak ada fasilitas yang bisa ngedukung mereka untuk buang sampah pada tempatnya. Secara tempatnya aja gak ada.

I wish one day, saya bisa wujudkan obsesi untuk mengedukasi dan memfasilitasi orang-orang yang tinggal di pinggiran sungai atau muara untuk berhenti buang limbah sembarangan, untuk kelola limbah dengan cara yang ramah untuk lingkungan. Atau kalau bukan saya, saya harap ada orang lain yang bisa lakuin itu. Supaya populasi biota laut gak terkikis, termasuk hiu.

 

Created by. O.K.Gita